Jumat, 15 April 2011

Tjerita Nyai Dasima

Resensi
Judul Buku : Tempo Doeloe
Judul karya sastra : Tjerita Nyai Dasima
Pengarang : Gijsbert Francis
Penerbit : Kho Tjeng Bie
Tahun terbit : 1896

Sinopsis
Pada tahun 1813 ada satu tuan yang berasal dari inggris bernama Edward W. Atau yang disebut dengan Tuan W. Tuan ini sangat beruntung karena memiliki satu nyai yang berasal dari kampung kuripan yang bernama Nyai Dasima, ia memiliki rupa yang cantik , rambutnya panjang, kulitnya putih, dan baik.
Nyai dasima ikut dengan tuan W. Sudah lama sejak ia masih perawan. Tuan W. Sangat mencintai nyai Dasima. Mereka memiliki seorang anak yang bernama Nancy. Karena tuan W. Sangat mencintai nyai Dasima maka tuan W. Tidak ragu memberikan barang-barang yang mewah pada nyai Dasima, uang belanja yang cukup, nyai Dasima tidak boros ia hemat dan pintar mengatur uang. Sejak tanahnya dijual tuan W. Pindah ke Betawi dan tinggal di Gambir pinggir ciliwung, dan tuan W. Bekerja disebuah toko milik orang inggris. Kira-kira setelah 2tahun mereka tinggal disana, seluruh kampung telah mengetahui kecantikan nyai dasima. Banyak sekali lelaki yang datang padanya bahkan adapula yang menyuruh orang untuk membujuk nyai Dasima. Ada satu lelaki yang bernama Samiun dan ia memiliki istri yang bernama Hayati. Samiun pun tergoda dengan kecantikan yang dimiliki nyai Dasima. Hingga akhirnya ia merencanakan hal yang jahat. Samiun memerintahkan seorang wanita tua yang bernama mak Buyung untuk mendekati dan mempengaruhi Dasima. Mak buyung datang kerumah Dasima untuk meminta pekerjaan namun nyai Dasima menyuruh mak Buyung mengunggu tuan W. Karena yang memutuskan ia bisa bekerja atau tidak adalah tuan W. Pada awalnya  tuan W. Menolak karena mak Buyung  Sudah tua, ketika emak buyung bisa meyakinkan tuan W. Maka diterimalah mak Buyung untuk bekerja dirumah tuan W.
Mak Buyung bisa mengambil hati nyai Dasima, dan mak buyung pernah bertanya pada nyai Dasima tentang agama yang dianutnya. Nyai Dasima mengaku dirinya adalah seorang islam namun nyai Dasima tidak pernah melakukan apa yang diperintahkan oleh agama. Lalu mak Buyung menyarankan nyai Dasima untuk belajar agama dan menawarkan belajar pada mak Saleha dan Hayati. Ketika itu nyai Dasima masih bingung, ia ingin sekali belajar agama, namun ia takut akan tuan W. Mengetahui hal ini.   3hari bekerja mak Buyung meminta ijin untuk pergi ke rumahnya di pejambon. mak Buyung  membawa beberapa helai rambut yang  ia ambil dari sisir nyai Dasima. Rambut itu ia serahkan pada samiun, dan samiun gunakan rambut itu untuk mengguna-guna nyai Dasima pada seorang dukun yang terkenal yaitu Haji Salihun. Samiun meminta pada haji Salihun untuk membuat istrinya mau di madu, dan menghancurkan hubungan tuan W. Dan nyai Dasima dan pada  akhirnya berpisah, dan Samiun bisa menikahi nyai Dasima. mak Buyung di perintah 4hari kemudian untuk datang kembali mengambil obat untuk nyai Dasima.
Setelah beberapa hari berfikir untuk belajar agama, nyai Dasima memutuskan untuk belajar agama pada saat tuan W. Tidak ada dirumah. Dan nyai Dasima menyuruh emak Saleha dan Hayati untuk datang pada hari senin dan kamis. Emak buyung kembali mendatangi haji salihun untuk mengambil obat untuk dicampurkan pada makanan nyai Dasima dan tuan W. Agar nyai Dasima membenci tuan W. Dan tuan W. Turut pada nyai Dasima. Namun sayangnya ketika obat itu dimasukkan ke makanan tuan W. Dan nyai Dasima obat itu masih belum manjur. Pada suatu hari nyai Dasima diundang oleh mak Saleha kerumahnya untuk acara syukuran. Nya Dasima sangat senang di acara tersebut ia dijamu dengan baik. Nyai Dasima tidak lama ada di acara tersebut ia memilih untuk pulang karena takut tuan W. Tahu jika pulang kerumah nyai Dasima tidak ada.  Keesokan harinya mak Buyung mengatakn pada nyai Dasima,  Samiun suami Hayati sangat menyukai nyai Dasima dan ingin menikahinya. Dan jika ia menikah dengan nyai Dasima maka hayati akan dicerikan oleh samiun. Nyai Dasima sangat kaget mendengar hal itu dan ia mengatakan pada mak Buyung untuk memikirkan hal itu, dan akan memberi jawaban dalam waktu 3hari.
3hari berpikir akhirnya nyai Dasima memberi jawaban atas perkataan mak Buyung, nyai Dasima menerima Samiun. Dan ketika itu hati nyai Dasima terbalik. Nyai Dasima jadi sangat membenci tuan W. Mungkin karena pengaruh dari guna-guna. Lalu nyai Dasima berpesan pada mak Buyung untuk menyuruh Samiun datang kerumahnya. Keesokan harinya Samiun datang kerumah nyai Dasima ketika tuan W. Tidak ada dirumah dan mereka berjinah. Setelah kejadian itu, nyai Dasima  meminta cerai pada tuan W. Alangkah kaget tuan W. Saat itu, karena merasa dirinya dan nyainya yaitu nyai Dasima tidak memiliki masalah. Nyai Dasima mengatakan bahwa ia dan tuan W. Memiliki agama yang berbeda selama ini ia hidup bersama tanpa dinikahi. Tuan W. Berkata bahwa ia telah berniat untuk mengajak Dasima masuk agama kristen, namun Dasima tidak mengharapkan dirinya untuk masuk agama Kristen. Tuan W.  berusaha membujuk Dasima agar tidak berpisah tapi keinginan Dasima begitu keras, ia tetap ingin berpisah dengan tuan W. Dan tuan W. Pun menyerah dan mau menuruti Dasima yang ingin berpisah dengannya. Keesokan harinya tuan W. Memanggil notaris dan budak-budaknya untuk menyaksikan perpisahan mereka. Dasima mendapatkan barang-barang berharga yang mencapai f 58.6000 serta mendapatkan tempat tidur, 1 meja dan 6 kursi. Barang-barang itu ia bawa pergi kerumah samiun di penyambun. 3hari setelah berpisah dengan tuan W. Dasima menikah dengan Samiun. Sebulan menjadi istri kedua, Samiun meminta harta yang dimiliki Dasima ia pegang dan Dasima menurut apa kata suaminya, Dasima hanya diberi pakaian bekas Hayati.
Selama hidup dengan tuan W. Pekerjaan rumah dikerjakan oleh pembantu, namun dirumah Samiun ia diperlakukan seperti budak yang harus mengerjakan segala urusan rumah jika tidak ia akan kena marah Hayati dan mak Saleha selalu membela hayati. Bahkan mak hayati pernah berkata jika dasima tidak lebih berharga dari si kuntum, budaknya. Dasima merasa dianiaya ketika itu meminta cerai pada samiun, janji samiun yang akan menceraikan hayati istri tuanya tidak juga ia lakukan dan meminta hartanya dikembalikan, namun Samiun menolaknya secara halus dan membujuk Dasima akhirnya Dasima luluh dengan tipu daya Samiun.  Setelah kejadian itu Samiun kebingungan menjaga hartanya. Samiun tidak mungkin menceraikan Hayati karena ibunya mak Saleha sangat menyayangi Hayati yang keturunan bangsawan. Samiun berencana untuk membunuh Dasima namun ia memikirkan dosa yang akan diterimanya. Hingga ia pergi ke haji Salihun untuk untuk meminta saran bagaimana menghapus dosa jika membunuh, dan haji Salihun berkata sangatlah dosa jika membunuh seseorang yang telah sungguh-sungguh belajar islam, namun bisa dihapus dengan pergi ke Mekah meminta ampun di Masjidil Harom. Selain datang ke haji Salihun, Samiun pun datang ke dukun yang ada di pekodjan untuk menanyakan hal yang sama yaitu bagaimana menghapus dosa dan dukun itu menjawab sama dengan haji Salihun yaitu pergi ke mekah serta membagi sedekah pada orang miskin . tekad samiun semakin kuat untuk membunuh Dasima. Niatnya ini ia bicarakan pada ibunya yaitu mak Saleha dan istrinya Hayati.
Samiun meminta bantuan pada Poasa. Poasa adalah pembunuh yang dikenal berani, dan orang-orang takut padanya. Poasa menyayangkan jika Dasima harus dibunuh karena ia tahu Dasima sangat cantik dan Poasa belum pernah membunuh perempuan. Poasa dibayar oleh samiun 100pasmat namun Poasa meminta lebih, akhirnya Samiun setuju.  Rencana Samiun dimulai dengan mengajak Dasima jalan-jalan. Alangkah senang ketika Dasima di ajak jalan-jalan oleh suaminya, karena selama ini ia tidak pernah diajak pergi oleh Samiun. Samiun berencana untuk membunuh dasima dibelakang rumah musanip, karena disitu suasananya sangat sepi. Malam itu Samiun pergi dengan Dasima dan Poasa pergi dengan si Kuntum. Ketika Samiun dan Dasima berjalan tepat dibelakang rumah Musanip, Poasa memukul Dasima dari belakang, Dasima teriak meminta tolong tapi Samiun malah mencacinya dan membiarkannya. Poasa memukul kembali Dasima hingga mata kanannya keluar, lalu Poasa gorok leher Dasima dan Dasima pun mati. Mayat Dasima mereka buang ke sungai.  Si kuntum yang ikut bersama mereka diancam untuk tidak mengatakan hal ini pada siapapun, si Kuntum menurut karena takut. Mereka kira tidak ada yang melihat perbuatan jahatnya itu, tapi ternyata ketika Dasima teriak minta tolong manantunya Musanip namanya Mida mendengar teriakan Dasima, ketika ia keluar lalu melihat ada yang dibunuh Mida ketakutan hingga ia kunci rumahnya dan menceritakan pada Mertuanya. Dan ketika Dasima dibuang ke sungai, Musanip dan Gani anaknya sedang memancing disungai. Mereka melihat Poasa dan Samiun membuang mayat, Gani dan Musanip lantas sembunyi. Setelah itu Samiun pulang kerumah, sesampainya dirumah si Kuntum badannya masih gemetar karena takut.
Mayat Dasima yang dibuang ke sungai tetap utuh tidak dimakan buaya maupun dimakan ikan. Mayatnya mengalir ketempat pemandian tuan W. Ketika pagi hari pembantu tuan W. Sedang memandikan anaknya yaitu Nancy, dia terkejut melihat mayat telentang disungai dengan kepala yang hampir putus. Tuan W. Langsung memanggil polisi untuk mengangkat mayatnya. Tuan W. Mengenali mayat itu, dan tuan W. Langsung memberi keterangan. Keberadaan mayat itu sudah tersebar, Gani dan Musanip pun mendengarnya. Pihak kepolisian menjanjikan jika ada yang mengetahui siapa pelaku pembunuhan Dasima maka akan diberikannya 200pasmat. Gani dan Musanip menceritakan semuanya bahwa yang melakukan itu semua adalah Poasa dan Samiun membantu nya. Mereka juga menyebut keberadaan si Kuntum. Polisi lantas menangkap Poasa di Kwitang kebetulan Poasa sedang tidur lelap. Barang bukti pun ada yaitu baju dan pisau yang masih berlumuran darah. Awalnya Poasa mengelak tuduhan, namun ketika Musanip, Mida, Gani dan si Kuntum bersaksi akhirnya Poasa mengaku bahwa ia yang telah membunuh Dasima. Samiun yang berusaha kabur akhirnya tertangkap dan mengaku.

Kelebihan dan Kekurangan
Cerita Nyai Dasima yang ditulis oleh G. Francis sangat bagus. Disini menceritakan seorang nyai Dasima. Pada jaman kolonial Hindia Belanda nama nyai adalah sebutan bagi wanita simpanan seorang Pejabat. Cerita nyai Dasima  itu sendiri yang menampilkan gambaran mengenai hubungan antara seorang tuan yang berasal dari Eropa yang notabene sedang dalam posisi menjajah atau berkuasa dengan seorang wanita pribumi jelita yang beruntung dipelihara sebagai nyai tetapi hidup dalam posisi seolah-olah istri sah. Penyebab lain yang menjadikan karya ini diminati, kemungkinan karena adanya kesetiaan dan penyelewengan, dan bertumpu dari kemalangan hidup, yang terjadi begitu cepat prosesnya.
Kekurangan cerita ini yaitu Tulisan pada Cerita Nyai Dasima ini masih menggunakan bahasa lama yang sulit dimengerti. Kisah tuan W. Setelah berpisah dengan nyainya tidak ada, begitupula dengan mak Buyung. Kelebihan pada cerita ini yaitu watak setiap tokoh berbeda, sehingga konflik yang ada membuat cerita semakin menarik.
Dilihat dari aspek agama, sangatlah dilarang jika perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim hidup bersama tanpa ikatan pernikahan dan menghasilkan anak dari hubungannya itu. Dasima memang cantik, namun ajaran islam tidak ia ketahui mana yang harus dilaksanakan mana yang harus dilarang. Mak Buyung yang mengingatkan Dasima agar belajar islam sangat bagus, namun jika dilihat dari niatnya mendekati Dasima yang membantu Samiun untuk mendapat Dasima tidak baik, apalagi dengan cara yang tidak baik pula, yaitu dengan mengguna-guna nyai Dasima. Samiun yang memiliki niat menikahi nyai Dasima hanya untuk mendapatkan harta, sangatlah jahat. Samiun mengorbankan perasaan tuan W. Dan istrinya Hayati demi mendapatkan harta nyai Dasima. Ketika nyai Dasima menjadi istri kedua Samiun pun, ia tidak bisa adil terhadap nyai Dasima. Dan ibunya Samiun yaitu mak Saleha sangat tidak mencerminkan seorang ibu, ia pun berlaku tidak adil selalu membela istri tua anaknya yaitu Hayati bahkan mak Saleha dengan terang-terangan menghina nyai Dasima. Dan Hayati bukanlah wanita yang bisa dimadu. Ia tidak bisa menerima keberadaan nyai Dasima sebagai istri muda suaminya bahkan nyai Dasima diperlakukan sebagai budak dirumahnya.
Dilihat dari aspek sosial. Cerita ini mencerminkan keadaan batavia tempo dulu. Ada yang menganggap bahwa keberadaan nyai Dasima adalah nyata. Karena pada jaman dulu keberadaan nyai benar adanya.

3 komentar:

  1. wahh, rajin rajin... oia, mksd eka resensi ini ya yg smpt eka tanyain...?tugas jg?

    BalasHapus
  2. iya teh...
    hehehe
    cie teteh udah mulai nulis lagi di blog..
    kata-katanya bagus, saya suka :)

    BalasHapus
  3. Wassalam Mbak Eka, apa masih ada buku nyai dasima krya francis? Boleh kah saya beli? Mohon infonya ke g.windy@hotmail.com Trima kasih.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.