Buku
kedua dari trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi ini adalah sebuah
buku yang layak mendapatkan apresiasi. Buku yang berkisah tentang
seorang Alif yang berusaha keras dan sungguh-sungguh menjalani
kehidupannya, meraih cita-citanya.
Jika
di buku pertama dari Trilogi Negeri 5 Menara kita mendapatkan
pelajaran “Man Jadda Wajada” (siapa yang bersunggung-sungguh akan
sukses), maka di buku yang kedua ini ada satu tambahan pelajaran lagi,
yaitu “Man Shabara Zhafira” (siapa yang bersabar,akan beruntung).
Ternyata keberhasilan, kesuksesan, atau apapun yang bermakna pencapaian
itu tidak hanya cukup dengan bersungguh-sungguh, tapi juga harus
diiringi konsep sabar. Sabar dalah hal ini tidak berarti diam
Buku
ini juga menggambarkan bagaimana kondisi mahasiswa yang merantau,
bagaimana besarnya tantangan untuk dapat menjadi seorang penulis,
sekaligus bagaimana menjadi seseorang yang dapat membanggakan keluarga.
Sebuah karya yang ringan namun padat hikmah, semuanya terangkum dalam
kisah hidup Alif di Bandung, Amman, dan Amerika.. Ranah 3 Warna..
Mengutip penggalan kalimat dari halaman penutup novel ini..
“… Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi dengan
sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah,
sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung yang
paling ujung…”
“Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan
walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan
sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. … Man shabara zhafira. Siapa
yang sabar akan beruntung”
0 komentar:
Posting Komentar